Proyek Talud di Mubar Dikeluhkan Tukang, Harga Bahan Rp60 Juta Belum Dibayar

 

Proyek Talud sepanjang 800 meter di jalan poros desa Kasimpa Jaya (Sinar Surya) – desa Sangia Tiworo (Bampres), kec. Tiworo Selatan. (Foto : Hasmid)

 

Sangiasultra.Id, Mubar– Proyek pekerjaan Talud sepanjang 800 meter di jalan poros desa Kasimpa Jaya (Sinar Surya) – desa Sangia Tiworo (Bampres), Kecamatan Tiworo Selatan (Tisel) disoal dan dikeluhkan oleh para pekerja. Pasalnya sampai saat ini apa yang menjadi haknya belum dibayarkan.

Proyek yang bersumber APBD Perubahan 2023 tersebut sudah selesai dikerja, hanya saja pihak kontraktor belum membayar harga bahan seperti batu, pasir dan upah pekerja para tukang.

Salah satu pekerja, LD Sida, mengatakan, pihak kontraktor belum membayarkan harga bahan dan gaji tukang. Padahal, pekerjaan talud sudah selesai dikerja sebelum menyeberang tahun 2023/2024.

Dia merinci, harga bahan yang belum dibayarkan yaitu pasir sebanyak 23 ret, dengan harga satuan per ret Rp650 ribu. Kemudian batu 39 ret, per ret dengan harga Rp600 ribu. Selain itu, ongkos kerja yang belum dibayar Rp21 juta. Jadi Untuk total keseluruhan adalah Rp 59.350.000 atau Rp 59 juta lebih.

“Belum lagi mobil damping yang saya sewa, kemudian mereka kontrak mobil pick Up  terus belum lagi sewah rumah belum dibayar. Jadi sisa yang belum dibayar itu masih banyak sekali, masih ada sekitar Rp60 juta lebih.Eh, kita pusing mi juga ini,” keluh La Sida dihadpaan jurnalis sangiasultra.id. Selasa, 12 Maret 2024.

 

Terkait dengan keluhannya, LD Sida sempat melakukan koordinasi dengan pihak dinas PUPR Mubar, namun sampai saat ini belum memberikan titik terang. Buntut dari itu, rencananya para pekerja ini mengancam akan kembali membokar talud tersebut.

“Sempat ketemu pak Kadis PU, Unding . Bahasa saya untuk kembali membuka itu Talud pakai alat berat Excavator. Mau gali kembali itu batu yang sudah dipasang kalau tidak dibayarkan,” tegasanya.

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan pengaduan di pihak kepolisian dalam hal ini di Pospol Maginti.

LD Sida mengaku, kontraktor pekerjaan Talut itu atas nama La Bani. Hanya saja, berdasarkan informasi yang didapat, La Bani (asal Muna)  lagi sakit dan selama pekerjaan berjalan hingga selesai dipercayakan sama anaknya La Adi, selaku pelaksana kegiatan proyek.

Kendati demikian, pihaknya akan masih berupaya mencari pihak – pihak terkait yang terlibat dalam pekerjaan proyek tersebut. Pasalnya, terakhir saat komunikasi dengan La Adi (kontraktor) melalui telpon seluler, untuk semua harga bahan sudah diselesaikan melalui pengawas pekerjaan.

“Katanya sudah diselesaikan melalui pengawasnnya  semenjak cair itu pekerjaan dari 5 Januari 2024 lalu. Saya juga tidak tau itu pengawasnnya, tempat tinggalnyapun saya tidak tau dan sampai sekarang kita belum terima itu uang. Kita berharap segara mi dibayarkan kasian, mana sudah masuk bulan puasa ini,” katanya.

Meskipun demikian, dirinya masih menduga ada permainan antara kontraktor dan pengawas, bahkan PPK kegiatan. Upaya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil keringat mereka sudah berjalan dua bulan terakhir, hanya saja, sampai saat ini mereka belum dibayarkan.

Saat dikonfirmasi melalu sambungan telepon, Kontraktor proyek pekerjaan Talud, La Adi mengaku sudah diselesaikan semua melalui pengawas lapangan yang ditunjuknya langsung. 

“Sudah mi semua dibayarkan. Setelah pencairan itu hari (5 Januari 2024) saya langsusng selesaikan itu melalui pengawas. Kalau persoalan belum dibayar itu nanti ketemu saja pengawasnya,” ucapnya.

Penulis : Hasmid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250