MUNA BARAT, SANGIASULTRA.ID – Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat (Mubar) disegel oleh orang tua siswa.
Penyegelan dilakukan karena kondisi gedung sekolah mulai rusak parah dan sangat memprihatinkan sehingga hal ini menjadi ancaman keselamatan siswa pada saat melakukan aktifitas belajar.
Gedung sekolah dibangun pada tahun 1996. Kondisinya sudah tidak layak lagi digunakan, hampir semua bangunan sudah mulai retak, plafon atap sudah berjatuhan. Kemudian, lantai teras rusak parah.
Melihat kondisi gedung itu, Sabtu, 2 November 2024, orang tua siswa mendatangi SDN 4 Tiworo Selatan dan langsung melakukan menyegelan gedung sekolah menggunakan potongan kayu papan.
Orang tua siswa, La Teke mengatakan, penyegelan ini dilakukan karena merasa prihatin dengan kondisi gedung sekolah yang sudah rusak parah dan anaknya sudah menjadi korban.
“Jadi kita menyegel sekolah ini jangan sampai terjadi hal-hal tidak inginkan. Apalagi gedungnya sudah mau rubuh. Anak saya sudah jadi korban dan ada 50 jahitan luka di samping lututnya,” kata La Teke saat ditemui di pelataran SDN 4 Tiworo Selatan. Sabtu, 2 November 2024.
Dengan adanya penyegelan ini, ia berharap ada perhatian khusus dari pihak sekolah maupun Pemeritah Daerah (Pemda) Mubar. Selain itu, para orang tua siswa kompak agar anak mereka mogok belajar sampai ada solusi dari pihak-pihak terkait.
Ketua komite sekolah, kepala sekolah, dan para guru tak bisa berbuat apa-apa. Mereka terpaksa menyepakati penutupan sementara ruang kelas yang digunakan untuk belajar mengajar.
Keputusan ini diambil setelah banyak orang tua siswa merasa ketakutan dan khawatir anak-anak mereka bisa saja tertimpa reruntuhan gedung yang kondisinya sudah tak layak pakai.
Diketahui, sekolah ini terdiri dari 96 siswa dan 11 guru, SDN 4 Tiworo Selatan sudah lama mengalami kendala fasilitas. Terakhir kali menerima tambahan ruang kelas pada tahun 1999 dengan dua Ruang Kelas Baru (RKB).
Namun sejak saat itu, bangunan ini belum pernah mendapat renovasi besar. Akibatnya, plafon di beberapa ruangan rusak parah bahkan ada yang sudah dicopot untuk menghindari keruntuhan yang lebih serius.
Plt Kepala Sekolah SD Negeri 4 Tiworo Selatan, La Ode Amran Pogau mengaku, penutupan ini dilakukan untuk memastikan keselamatan para siswa dan guru di tengah kondisi gedung yang semakin memburuk.
“Kami terpaksa menghentikan aktivitas belajar di kelas. Para orang tua khawatir, dan kami pun tidak bisa mempertaruhkan keselamatan anak-anak. Ini keputusan yang berat, tetapi kami tidak punya pilihan lain,” ujarnya.
Ambran membenarkan bahwa akibat kondisi gedung sekolah rusak parah sudah ada korban dari siswa. Kata dia, korban tersebut murid kelas 4 SD, kejadianya pada 26 Oktober 2024 lalu.
Saat itu, korban sementara bermain di jam istrahat. Tiba tiba terjatuh di tegel teras ruang kelas. Lutut korban mengenai pecahan tegel dan dilarikan ke RSUD Mubar.
“Pernah juga kejadian plafon atap sekolah tiba-tiba jatuh satu kali. Untung bukan di jam mengajar sehingga saat itu tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komite Sekolah, La Setia menilai langkah ini sangat mendesak karena keselamatan siswa harus menjadi prioritas utama.
“Kami tidak bisa lagi membiarkan anak-anak belajar dalam kondisi gedung seperti ini. Banyak orang tua takut anak-anak mereka terkena reruntuhan. Kami sudah berulang kali meminta bantuan perbaikan dari pemerintah daerah, namun sampai saat ini belum ada tanggapan konkret. Harapan kami, pemerintah segera merespons kondisi ini,”tutupmya.
Penulis : Muhammad