
KENDARI, SANGIASULTRA.ID – Wilayah Kecamatan Konawe Selatan, masih memiliki puluhan kilometer ruas jalan rusak parah. Dua diantaranya yakni Kecamatan Angata dan Tinanggea
Di Kecamatan Angata, ada sekitar 40 kilometer jalan rusak berlubang. Kondisinya sudah masuk kategori rusak parah. Warga sekitar menyebut, pada beberapa titik jalan, sudah sekitar 20 tahun lebih tidak tersentuh aspal.
Sedangkan di wilayah Tinanggea, kondisinya mirip. Jalan rusak parah membentang belasan kilometer. Hal ini menyebabkan debu saat cuaca panas dan rute berlumpur saat hujan datang. Miris, sebab lokasinya berada di tengah rumah warga dan akses menuju lokasi publik.
Melihat kondisi ini, Pemprov melalui Dinas SDA dan Bina Marga berupaya menyelesaikan pengaspalan jalan pada kedua wilayah. Perlahan di tengah keterbatasan anggaran, Pemprov berupaya mencukupi kebutuhan prioritas warga di pelosok.
Pertengahan tahun 2025, Dinas SDA dan Bina Marga Pemprov Sultra sudah menuntaskan perbaikan. Salah satu lokasi yang menjadi prioritas, yakni Kecamatan Angata, Desa Puulipu. Di wilayah ini, kondisi jalan rusak parah pada sisi kanan dan kiri.
Meskipun demikian, Pemprov baru mampu memperbaiki 1,1 kilometer dari total jalan yang rusak.
Anggaran yang digunakan untuk pengaspalan, sekitar Rp 2,9 miliar. Mulai dikerjakan sejak Juni 2025 oleh CV Swara Askana, pengaspalan tuntas pada September 2025. Pahri menyebut, koordinasi Pemprov dan kontraktor, target panjang pengaspalan jalan mampu ditambah. Awalnya, target sesuai anggaran hanya mampu mengaspal sekitar 870 meter saja. Namun, setelah melalui proses kalkulasi cermat, pihak Pemprov dan kontraktor mampu menambah panjang sekitar 200 meter.
“Di tengah kebijakan efisiensi anggaran, ini yang mampu Pemprov lakukan dengan maksimal, memperbaiki jalan agar bisa dirasakan masyarakat,” ujar Kadis SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, Senin (15/9/2025).
Sebelumnya, pihak SDA dan Binamarga sudah mengusulkan perbaikan sepanjang 34 kilometer. Namun, kondisi fiskal Sultra yang lemah, baru bisa terealisasi beberapa kilometer saja.
Kondisi Poros Tinanggea
Konawe Selatan merupakan salah satu wilayah dengan ruas jalan terpanjang di Sulawesi Tenggara. Masih ada sekitar puluhan kilometer di wilayah ini yang belum tersentuh perbaikan sejak puluhan tahun.
Kondisinya, rusak parah pada kedua sisinya. Bahkan, beberapa lokasi jalan terakhir dilapisi aspal sekitar 20 tahun lalu. Padahal, lokasinya berada di tengah pemukiman warga, penghubung antara pusat pendidikan, pasar hingga akses fasilitas kesehatan.
Salah satu paling parah yakni di wilayah Desa Alangga Kecamatan Tinanggea. Debu dan jalan berlubang, sangat menganggu aktivitas warga.
Jarak tempuh yang bisa dicapai 10 menit antar kecamatan, jika melewati jalur ini bisa memakan waktu sekitar 40 menit hingga satu jam.
Warga sekitar, mengeluhkan kondisi jalan yang sudah rusak sejak 2011 lalu. Namun, baru mendapatkan perhatian yang minim dari pemerintah kabupaten.
Wa Ode Sarinah, warga Desa Alangga mengatakan, ia sudah sejak 2015 menetap di wilayah ini. Namun, sejak saat itu debu dan lumpur menjadi masalah setiap hari.
“Kalau panas, debu sampai masuk dalam rumah. Kalau hujan, lumpur di jalan sering bikin pengendara celaka,” ujar Sarinah.
Dia mengatakan, lokasi ini sangat strategis. Sebab, tempat yang dilalui setiap hari oleh petani, anak sekolah dan warga lainnya.
“Kita harap, pemerintah bisa perbaiki semuanya. Karena debu itu masuk sampai ke dalam rumah, tidak bisa kami cegah. Dampaknya, anak anak bisa sakit-sakitan, demam flu atau minimal rumah penuh debu,” ujar ibu dua anak ini.
Menjawab kondisi di lapangan, Dinas SDA Binamarga baru bisa menganggarkan Rp 5,8 miliar di pertengahan tahun 2025. Jumlah sebanyak ini untuk mengaspal jalan sepanjang 2,16 kilometer.
“Kita maksimalkan, Gubernur berupaya agar anggaran maksimal. Dengan fiskal terbatas, kami berupaya yang terbaik,” ujar Pahri.
Dia berharap, pengaspalan di wilayah Alangga, bisa selesai sebelum akhir September 2025. Setelah menuntaskan lokasi ini, Pemprov berupaya mengucurkan anggaran untuk lokasi prioritas lainnya di wilayah Konawe Selatan.
Penulis: Redaksi