MUNA BARAT, SANGIASULTRA. ID – Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Tiworo Utara cukup memprihatinkan. Kendati bangunan sekolah sudah tidak layak tetapi masih digunakan kegiatan belajar mengajar.
Sekolah ini terletak di Desa Tondasi, Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara. Dua tahun terakhir, gedung sekolah mengalami kerusakan sehingga menjadi sarang kelelawar.
Kerusakan sekolah ini terutama pada bagian plafon, kayu plafon sudah rapuh termakan usia dan lantai sekolah ambles.
Meskipun ruangan belajar sudah tidak layak, para guru dan murid tetap menggunakan sebagai tempat belajar mengajar meski diliputi rasa khawatir karena sewaktu-waktu plafon bisa jatuh menimpa siswa.
La Jidi, salah seorang guru senior di sekolah tersebut merasa khawatir, sebab, gedung ini sudah lama rusak tetapi sampai sekarang masih digunakan.
“Kita juga sebenarnya was-was dengan kondisi gedung ini, takutnya menimpah siswa saat masih belajar,” kata La Jidi saat dikonfirmasi media ini, Sabtu, 18 Januari 2025.
Namun, para guru dan siswa harus menghadapi risiko setiap hari. Ironinya, beberapa kelelawar beterbangan di dalam ruang kelas saat proses belajar mengajar.
Bangunan yang sudah berusia lebih dari satu dekade ini tidak hanya rusak secara struktural, tetapi juga menimbulkan masalah kebersihan dan kesehatan.
“Dulu ada guru dan siswa yang tidak tahan dengan bau kotoran kelelawar. Sampai ada guru yang bersin-bersin. Keberadaan kelelawar di gedung ini sekitar dua tahunan,” ungkapnya.
Selain itu, sekolah ini sering terendam air saat musim hujan. Air hujan merembes masuk ke dalam ruangan dan menggenangi lantai.
Begitu juga saat musim barat tiba, air laut naik hingga ke gerbang sekolah sehingga mempersulit akses siswa dan guru untuk masuk ke area sekolah.
Sentara itu, Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat, Pahri Yamsul turut prihatin dengan kondisi gedung SDN 7 Tiworo Utara. Ia meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Muna Barat untuk merehabilitasi gedung sekolah ini.
“Saya melihat gedung ini sudah rusak. Saya minta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan rehab berat sekolah ini karena dapat membahayakan keselamatan guru dan siswanya,”tegas Pahri.
Meskipun sekolah ini menjadi prioritas perbaikan namun masih terkendala anggaran. Renovasi baru akan dimasukkan dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2026.
“Perbaikan gedung sekolah masih terkendala masalah anggaran, dan hanya dua sekolah yang dapat direhab pada tahun 2025. Nanti saya berkoordinasi dengan bupati terpilih, kondisi keuangan kita saat ini sangat terbatas,” tutup Pahri dengan harapan sekolah ini bisa segera mendapat perbaikan.
Penulis : Muhammad