MUNA BARAT, SANGIASULTRA.ID – Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Mukhlasin As Saniy Kabupaten Muna Barat (Mubar) menggelar wisuda sugro atau tahfidz Qur’an bagi para siswanya.
Wisuda sugro program thafidzul Qur’an di selenggarakan langsung di Ponpes Darul Mukhlasin As Saniy yang bertempat di desa Kasakamu, Kecamatan Kusambi, Senin, 13 Januari 2025 lalu.
Dalam wisuda perdana tersebut, Yayasan Manzilatul Ulum Mubar ini mengusung tema “ingatlah kawan, perjuanganmu bukanlah sudah selesai tetapi ini awal kamu berjuang” dan memiliki visi “Unggul dalam AlQuran, cerdas dalam intelektual, berakhlak mulia sesuai dengan sunah Rosulullahi Saw”.

Pembina Yayasan Manzilatul Umum Mubar, Muhammad Jamaludin mengatakan, total keseluruhan yang diwisudakan adalah sebanyak 15 orang Hafidz sugro dan kubro.
“13 orang ini memang dari pesantren sini sementara yang duanya pindahan dari pesantren Kendari,” kata Muhammad Jamaludin saat ditemui. Selasa, 14 Januari 2025.
Wiasuda sugro ini, kata dia, wisuda kecil yang dimana para santri baru masuk disemester pertama dan akan diuji dengan hafalan Qur’an sebanyak 1 juz setelah melalui pembelajaran selama di Ponpes Darul Mukhlasin As Saniy. Sementara, wisuda kubro adalah wisuda besar dengan bisa menghafal 30 juz AlQuran.
“Di pondok ini, itu kita buat dua kali wisuda yaitu wisuda sugro dan wisuda kubro. Jadi semua santri kita wisudakan agar para orang tua bisa melihat prestasi anaknya dari semeter ke semester. Namun untuk ujian kenaikan kelas itu lain juga,” jelasnya.
Wisuda ini menjadi bukti komitmen dalam mendidik para santrinya, dengan fokus kuat pada pembelajaran Al-Qur’an. Para santri yang berhasil menyelesaikan tahfidz Al-Qur’an tidak hanya memiliki prestasi yang luar biasa, tetapi juga menjadi contoh yang diharapkan dan dapat membawa cahaya dan ilmu Al-Qur’an ke masyarakat.
Kemudian, dalam keseharian di pondok pesantren terbut semua santri menggunakan bahasa arab dan ini merupakan salah satu program agar semua santri, selain fasih dalam membaca AlQuran, juga bisa menguasai bahasa arab.
“Jadi dua tahun itu pertama dikarantina dan untuk mata pelajaran umum tidak banyak begitu juga program Alquranya kita kasi sedikit saja dan kita lebih forsil kebahasa arab. Jadi dua bulan sudah bisa bahasa arab disini karena dibimbing betul,” bebernya.
Yang menjadi kendala, kata Muhammad Jamaludin, di pondok pesantren ini adalah kurangnya tenaga pengajar karena terkendala biaya dan beberapa sarana prasarana seperti fasilitas gedung dan akses jalan.
Untuk jumlah total santri di Ponpes Darul Mukhlasin As Saniy semua 66 orang. Santri laki – laki sebanyak 41, semetara perempuan sebanyak 25 santri.
“Kami berharap pondok pesantren ini kedepan makin berkembang baik jumlah siswa atau santri kemudian pembangunannya juga karena ini baru berjalan 1 tahun lebih,” pungkasnya.
Penulis : Muhammad