Oknum Prajurit TNI Diduga Terlibat Penganiayaan 4 Anggota Polisi di Muna Barat

Aksi penganiayaan ini terjadi di depan Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Tiworo Tengah, Senin, 31 Maret 2025. Foto: (Screenshot video)

MUNA BARAT, SANGIASULTRA.ID – Oknum prajurit TNI diduga terlibat dalam penganiayaan empat anggota kepolisian di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara.

Aksi penganiayaan ini terjadi di depan Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Tiworo Tengah tepatnya di Desa Wapae, Kecamatan Tiworo Tengah,
Senin, 31 Maret 2025 dini hari.

Akibat dari penganiayaan ini, empat anggota polisi mengalami luka luka, termasuk Kapolsek Tiworo Tengah IPDA M Saleh. Pihak kepolisian belum bisa dimintai keterangan terkait penganiayaan yang menimpa empat anggota polisi.

Berdasarkan foto yang beredar di sosial media, tampak anggota polisi mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat akibat luka. Hingga saat ini belum diketahui pasti mengenai kondisi para korban.

Saat media ini mencoba mengorek keterangan dari warga yang ada di lokasi kejadian, mereka enggan menjawab bahkan pergi begitu saja seolah-olah tidak mengetahui kejadian tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat anggota Polsek Tiworo Tengah sedang melakukan pengamanan malam takbiran Idulfitri 1446 Hijriah di daerah itu.

Malam takbiran itu, sejumlah warga kedapatan geber-geber sepeda motor di depan Polsek. Polisi yang sedang berjaga berupaya meredamkan namun berujung pemukulan terhadap beberapa anggota kepolisian.

Insiden ini menjadi perhatian masyarakat setempat setelah muncul dugaan keterlibatan dua oknum prajurit TNI. Pasca-kejadian anggota dari Polisi Militer (POM) turun ke lokasi kejadian.

Hingga berita ini diterbitkan, Kapolsek Tiworo Tengah belum memberikan keterangan terkait insiden ini. Begitu juga dengan Kapolres Muna, AKBP Indra Sandy Purnama Sakti belum memberikan respons terkait insiden ini.

Dikutip dari Sultranesia.com, Danrem 143 Halu Oleo Brigjen TNI R. Wahyu Sugiarto membantah adanya penganiayaan itu. Jenderal bintang satu ini menegaskan bahwa kejadian hanya kesalahpahaman.

“Tidak ada penganiayaan, ada kesalahpahaman, hanya berdebat,” kata R. Wahyu Sugiarto.

Ia juga membenarkan bahwa salah satu anggota TNI yang terlibat berasal dari Kodim Kendari, sementara yang lain disebut bertugas di Sulawesi Tengah.

“Anggota yang dari Kodim Kendari itu melerai yang anggota dari Sulawesi Tengah. Tentara luar bukan anggotaku, tapi sudah diselesaikan, informasinya begitu,”pungkasnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250